Peran Aktif Masyarakat Dalam Menurunkan Angka Peredaran Narkoba di Kalangan Remaja
Narkoba merupakan masalah nasional yang bukan hanya tidak terselesaikan namun terus menyebar di berbagai pelosok negeri. Narkoba bukan hanya ditemukan di daerah perkotaan namun juga sudah merasuki wilayah terpelosok dan terpencil. Fenomena penyebaran narkoba saat ini telah beredar dan menyasar seluruh lapisan masyarakat tanpa melihat status sosial masyarakat, jika waktu atau dekade sebelumnya penyalahgunaan narkoba banyak didominasi dari kalangan tertentu seperti selebriti dan musisi atau kalangan dengan pendapatan tinggi, maka saat ini penyalahguna narkoba sudah berasal dari berbagai kalangan mulai dari yang tidak berpendidikan hingga kalangan yang berpendidikan dan juga kalangan pejabat.
Mengutip keterangan dari Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Polkam) Budi Gunawan jumlah pengguna narkoba di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 3,3 juta orang atau 1,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Sebuah angka yang kemudian mendorong Menkopolhukam mengumumkan bahwa Indonesia dalam kondisi darurat narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Indonesia tidak lagi hanya menjadi konsumen atau pengguna narkoba melainkan sebagai salah satu produsen.
Salah satu kelompok yang menjadi target utama penyebaran narkoba adalah generasi muda terutama yang berusia 15 sampai 24 tahun. Pada tahun 2024 generasi muda yang terpapar narkoba mencapai 312 ribu orang. Sementara per Januari 2025 Bareskrim Polri mengungkapkan ada sebanyak 821 pelajar dan mahasiswa terlibatdalam kasus narkoba pada Januari 2025. Angka ini mengalami peningkatan 90,93 persen dibandingkan dengan jumlah pelajar dan mahasiswa yang menjadi terlapor kasus narkoba pada Desember 2024.
Terjeratnya generasi muda pada narkoba disebabkan beberapa faktor sebut saja faktor keluarga, lingkungan, tekanan sosial hingga rasa penasaran. Di samping itu narkoba yang sudah masuk ke institusi pendidikan macam sekolah dan kampus semakin memungkinkan generasi muda mengakses narkoba. Belum lagi dunia tempat tongkrongan dan hiburan malam yang mulai merambah di mana-mana.
Maraknya penggunaan narkoba di kalangan generasi muda tentu saja sangat mengkhawatirkan berbagai pihak karena berpotensi mengancam masa depan bangsa. Bagi negara enerasi muda yang terpapar narkoba akan menjadi ancaman nyata bagi bonus demografi dan Indonesia Emas 2045 yang akan didominasi oleh kaum muda. Indonesia yang bermimpi memiliki generasi emas boleh jadi akan dipenuhi generasi cemas.
Sementara bagi orangtua, hantu narkoba yang bergentayangan dimana-mana membuat mereka tidak tenang ketika anak tidak dalam pengawasan mereka. Efek ketergantungan yang membuat banyak mantan pengguna kembali terjerumus pasca rehabilitasi membuat orangtua was-was setengah mati.
Sebagaimana yang kita ketahui narkoba memiliki dampak buruk bagi manusia baik secara fisik maupun mental. Mulai dari menyebabkan halusinasi, kerusakan saraf dan sel otak, perubahan emosi, merusak kemampuan berfikir dan kemampuan kognitif, memicu kriminalitas berupa mencuri untuk membeli narkoba, kegilaan serta kematian dan lain sebagainya. Dengan kata lain penggunaan narkoba akan mengancam masa depan generasi muda.
Peran Penting Masyarakat
Guna menanggulangi narkoba di kalangan anak muda berbagai upaya sejatinya sudah dilakukan oleh Polri dan BNN. Keduanya pergi ke berbagai institusi pendidikan untuk mensosialisasikan dan mengkampanyekan bahaya penggunaan narkoba. Namun untuk mengatasi peredaran narkoba, institusi negara tentu saja tidaklah cukup dibutuhkan pula peran serta semua pihak khususnya masyarakat.
Sebagaimana yang disampaikan sebelumnya salah dia faktor penyebab penyebaran narkoba adalah keluarga dan lingkungan. Dengan kata lain kedua faktor tersebut menjadi faktor yang paling efektif untuk memerangi jeratan narkoba. Orang tua dan masyarakat diharapkan dapat secara aktif mengawasi dan mendidik anaknya untuk selalu menjauhi narkoba. Pencegahan sejak dini harus dilakukan dalam masyarakat.
Masyarakat memiliki peran besar dalam menciptakan lingkungan yang aman dan positif. Lingkungan yang kondusif untuk perkembangan anak muda tanpa tekanan sosial yang negatif dapat mengurangi potensi mereka untuk terjerumus dalam penggunaan narkoba. Komunitas bisa membangun pusat-pusat kegiatan positif, seperti olahraga, seni, dan organisasi kepemudaan, yang memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk mengembangkan bakat dan mengisi waktu luang dengan kegiatan yang produktif.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk berperan aktif dalam menurunkan angka peredaran narkoba salah satunya dengan cara sosialisasi, edukasi dan penyuluhan secara berkelanjutan. Baik di tingkat keluarga, lingkungan RT/RW, atau berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lewat seminar, bekerja sama dengan sekolah, lokakarya, maupun kampanye media sosial yang banyak digunakan oleh anak muda.
Pendidikan tentang narkoba bukan hanya mencakup tentang bahaya narkoba bagi kesehatan fisik dan mental, maupun aspek legal dan sosial, namun juga bagaimana mengidentifikasi narkoba, sehingga anak bisa membedakan mana narkoba dan mana yang bukan. Dengan bekal pengetahuan yang memadai sejak usia dini maka generasi muda akan lebih sadar akan bahaya dan efek buruk narkoba. Dengan generasi yang bebas narkoba mereka diharapkan akan menjadi agen perubahan yang turut serta memerangi narkoba untuk Indonesia maju tanpa narkoba.
Penulis adalah Mahasiswa Ilmu Pemerintah Unpam Serang.